Puisi Untuk Kehidupan

Selasa, 24 September 2013

Siang bolong yang membuat malas siapapun tuk beranjak dari rumah.. Begitu pula diriku yang semenjak tadi belum melepas seragam putih abu-abuku yang masih melekat dibadanku..Aku membuka handphoneku dan kuhubungkannya dengan internet. Aku masih ingin membaca puisi itu. Puisi yang ditulis oleh tangan orang yang aku kagumi. Aku tahu bahwa puisi itu ditujukan kepada ayah dan ibunya. Puisi yang indah. Betapa hormat dan sayangnya dia pada ayah dan ibunya. Tak pernah kutemukan sebelumnya puisi yang dibuat oleh anak laki-laki yang ditujukan untuk orang yang ia sayanginya kecuali untuk kekasih hatinya.. Kurasakan setelah aku membaca puisi itu aku menjadi sadar...Aku jadi iri dengan 'dia' yang sepertinya sangat menyayangi kedua orangtuanya dengan tulus. Bukannya aku tidak menyayangi orangtuaku.. mungkin rasa sayang itu tidak sebesar sayangnya pada ayah dan ibunya.Sepertinya dia memiliki orangtua yang sabar dan lembut. Tidak seperti ayah ibuku yang keras. Aku sadar meski dibalik rasa keras mereka terdapat rasa sayang yang luar biasa untuk anak-anaknya..Ahh.. aku kini tersentuh. Berkat puisi itu, berkat kata-kata yang ada di dalam puisi itulah aku harus selalu menyayangi ayah dan ibuku apapun keadaannya..Terima kasih kang, terimakasih atas puisinya. Mungkin inilah arti kehidupan, tanpa tersadar aku luluh dengan puisi itu.. Alhamdulillah :)


by : kinon 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lalu, Untuk Siapa Hati Ini Dilabuhkan?

‘Dia’ Memang Tidak Sempurna, tapi ‘Dia’ Tidak Pantas Disalahkan