Segelintir Cerita tentang Organisasi Kefarmasian

Segelintir Cerita tentang Organisasi Kefarmasian
di Latihan Kepemimpinan I (LK I)

Sabtu, 14 Maret 2015
Pukul 10.00…

Hari ini adalah hari sabtu kedua aku melaksanakan UTS di semester II ini. Baru saja aku keluar dari ruang kelas jurusan teknik sipil setelah bertempur dengan 10 soal kalkulus. Ada yang sempat aku sesali dari UTS Kalkulus kali ini. Aku merasa soal-soalnya tidak terlalu sulit tetapi pada saat mengerjakan soalnya tadi aku salah menghitung dan aku rasa cukup fatal. Tetapi sejauh ini, aku tidak mau membahas yang sudah-sudah. Life must go on. Aku masih punya kegiatan dan persoalan yang mesti aku selesaikan di depan. There is an important event today, it’s related with pharmaceutical world.
Aku ingat benar hari ini ada acara dari anak Himpunan Mahasiswa Farmasi, namanya LK. LK hari ini adalah LK perdana karena ini LK yang pertama. Aku sudah menyiapkan jaket almamater ITB tercintaku yang sudah lama tidak aku pakai. Tadinya sih aku mau pakai waktu UTS Kalkulus, tapi karena ada tradisi anak ITB yang kalau pake jaket almamater itu janggal maka aku batalkan saja.
Sebenarnya aku sudah menantikan acara-acara yang ada hubungannya dengan dunia kefarmasian sejak aku masuk Sekolah Farmasi. Aku ingin tahu banyak tentang dunia kefarmasian itu sendiri. Aku ingin mengenal lebih dalam dengan dunia farmasi melalui perantara organisasi-organisasi farmasi terlebih dahulu. Masa iya aku yang nantinya bakal berkecimpung di dunia farmasi nggak kenal sama organisasi di dalamnya? Jujur saja, aku penasaran dengan berbagai organisasi farmasi di ITB sendiri maupun yang setingkat nasional bahkan internasional. Mulai dari HMF (Himpunan Mahasiswa Farmasi), ISMAFARSI, (Ikatan Senat Maahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia) maupun IPSF (International Pharmaceutical Student Federation). Rasa ingin tahu dengan itu muncul pertama kali saat sekitar bulan oktober
entah bulan September atau oktober, aku lupadi pintu masuk masjid Salman di pajang baliho besar yang terdapat lebih dari 4 mahasiswa farmasi ITB yang sedang mengikuti World Congress di Portugal. Aku tertarik sekali dan lebih tertarik lagi ketika di foto itu terdapat kakak kelasku sewaktu di SMA. Kece abis. Melihat mereka aja bangga apalagi kalo ada kita di baliho itu, makin banggalah menjadi bagian dari Sekolah Farmasi ITB.
Dengar-dengar tentang acara LK 1 ini sebenarnya sudah tidak asing lagi di telingaku, bukan karena aku sudah tahu lama tentang acara ini, tetapi aku baru tahu belum lama ini. Aku sempat mengobrol dengan salah satu anak HMF jurusan FKK 2012. Namanya Kak Hindun
  Wilda Risni. Dialah kakak tingkat di SF dan sekaligus kakak kelasku pada waktu SMA. Yang aku tahu tentang Kak Risni adalah dia sudah sering malang melintang ke luar negeri untuk beberapa ajang terutama kefarmasian. Aku sudah tahu hal ini sejak SMA karena Kak Risni pernah mengikuti program AFS untuk pertukaran pelajar ke Amerika. Diam-diam aku ngefans sama kak Risni karena selain pintar, kak Risni adalah mahasiswa yang aktif, ada yang sebut juga dia adalah aktivis. Senang bisa kenal kak Risni dan ngobrol banyak tentang dunia farmasi.


Pukul 13.00…
And… this is the event…
Aku dan Dhani yang sudah mengenakan jaket almamater berangkat bersama ke kampus untuk menghadiri acara LK 1. Acaranya diadakan di basement labtek 7, bekas kelas Pengantar Farmasi dan Kesehatan. Ah… jadi kangen sama Pak Rachmat
  Teman-teman lainnya sudah masuk ke ruangan. Cukup penuh dengan warna jaket almamater ITB. Ada rasa kebanggaan tersendiri saat mengenakan jamal tercinta bersama teman-teman lainnya, apalagi satu fakultas hehehe. Setelah mengisi absensi aku dan Dhani masuk dan duduk. Acaranya pun di mulai.
Acara pertama di buka oleh Kak Saiful Islam Robbani. Kak Saiful menjelaskan banyak tentang organisasi farmasi bernama ISMAFARSI. Mulai dari sejarah berdirinya, penggagasnya yang ternyata salah satunya berasal dari ITB, struktur organisasi ISMAFARSI, kewilayahannya, dan event-event penting.
Penjelasan tentang ISMAFARSI cukup menarik dan aku semangat mengikuti acara pertama ini. Aku juga ingat dengan kata-kata Kak Saiful bahwa ISMAFARSI adalah organisasi penerjemah mimpi profesi. Ya, menurutku sebagai calon apoteker nanti yang merupakan suatu profesi kita membutuhkan suatu wadah tersendiri untuk menyampaikan segala ide maupun untuk mengenal keprofesian kita sendiri dengan berkecimpung dalam organisasi maupun ikatan. Kak Risni sempat bercerita kepadaku bahwa di ISMAFARSI dia mendapatkan banyak pengalaman mengenai farmasi dan perbedaan karakter yang dimiliki mahasiswa farmasi oleh setiap daerah di Indonesia.
Acara kedua dilanjutkan oleh Kak Kartika Khoirunnisa mengenai IPSF. Sebenarnya aku kurang begitu menangkap materi yang disampaikan karena Kak Kartika berbicara terlalu cepat dan kurang jelas, selain itu aku juga sudah mulai mengantuk karena suasananya sedikit membosankan. Sebenarnya materi ini sangat menyita perhatianku karena organisasi ini akan mengirimkan beberapa orang dari anggotanya untuk mengikuti acaranya, yang pasti di luar negeri. Acara ketiga tentang SEP (Student Exchange Programme) dan JKMI (Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia).
Acara LK 1 pun sudah berakhir. Sekitar pukul 17.30 acaranya selesai. Banyak ilmu pengetahuan dan informasi tentang organisasi kefarmasian yang ada di ITB, Indonesia, maupun di dunia. Sekarang aku tahu ternyata organisasi farmasi sering mengadakan berbagai event tentang farmasi dan peluang untuk pergi ke luar negeri untuk mengikuti event kefarmasian cukup besar, asalkan kita turut aktif dalam organisasi farmasi yang ada di ITB dan nasional. Banyak peluang dan banyak kesempatan terbuka lebar untuk bisa berkontribusi dalam organisasi farmasi. Cukup siapkan semangat dan rasa ingin tahu yang besar. Banyak esensi yang aku dapat dari acara LK 1 ini, tetapi bagiku yang paling adalah kita harus mengenal terlebih dahulu organisasi farmasi, lalu terjun di dalamnya, karena selama kurang lebih lima tahun aku akan menimba ilmu di Sekolah Farmasi ITB dan mudah-mudahan bisa menjadi bagian dari organisasi farmasi tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lalu, Untuk Siapa Hati Ini Dilabuhkan?

‘Dia’ Memang Tidak Sempurna, tapi ‘Dia’ Tidak Pantas Disalahkan