Menembus Cinta

sumber : google.com

Kutatap diri ini yang ingin menginjak usia 20
Kukembali terlempar dalam buaian masa lalu
2 tahun yang lalu
Kumasih tabu dengan kata-kata ‘cinta’
Masih belum memahami makna tersirat dari setiap hurufnya
Saat kawan-kawan sudah bercerita banyak tentang cinta dan pasangannya
Saat itu aku Cuma turut mendengarkan dan berbahagia dengan kabar itu
Terkadang kumerasa bingung dengan apa yang nama ‘cinta’
Apa itu ‘cinta’?
Apakah aku punya ‘cinta’?
Apakah aku sedang ‘mencintai’ seseorang?
Siapa sebenarnya yang sedang ‘kucintai’?
Apakah aku sedang ‘dicintai’?
‘Cinta’ itu seperti apa sih sebenarnya?
Dahulu, yang kutahu hanyalah sahabat, keluarga, belajar, sekolah, bimbel, idola
Motor, bubur ayam, terlambat, jajan, dan perpustakaan
Tak ada kamus cinta yang pernah kubaca
Dan kukurang tertarik dengan kamus cinta
Seandainya pun ada kamus cinta sedang cuci gudang, belum tentu aku membelinya
            Disaat yang lain sudah berjalan dengan pasangannya
            Aku  hanya bisa menunggangi  bebek mesinku, rio.
            Vario CBSku yang setia menemaniku kemanapun ku ingin pergi
            Aku hanya tersenyum dan pura-pura mengerti dengan istilah percintaan
            Ah…
            Tapi sayangnya aku tidak terlalu peduli
            Saat itu, bagiku, aku sudah sangat bahagia dengan semuanya
            Bahagia dengan keluargaku, sahabat-sahabat setiaku, sekolahku
            Apalah itu…
            Bukannya semuanya itu karena cinta?
            Apakah cinta hanya tertuju pada satu seorang manusia bernama adam?
            Hawapun bisa memberi cinta kepada yang lain
Tapi sejujurnya…
Aku masih penasaran dengan ‘cinta’ yang sedang kucari
Aku tidak main-main
Tapi ‘cinta’ itu tidak kunjung datang
Mengapa teman-teman dengan mudahnya mendapatkan ‘cinta’?
Dan dengan  mudahnya menerima ‘cinta’ yang hadir?
Apakah setiap ‘cinta’ yang hadir, mereka langsung membukakan pintu hati mereka?
Apakah semudah itu?
Oh Tuhan…
Aku bukan perempuan seperti itu
Mudah menerima kehadiran ‘cinta’ disaat aku tidak membutuhkannya
Apakah aku yang terlalu selektif dan perfeksionis?
Mungkin aku yang kaku dan idealis?
Entahlah…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lalu, Untuk Siapa Hati Ini Dilabuhkan?

‘Dia’ Memang Tidak Sempurna, tapi ‘Dia’ Tidak Pantas Disalahkan